God Always Bless Me, Alhamdulillah..
10.00
Masih ingat dengan malam itu, dengan hari itu, dengan tangisan itu. Tidak ada yang lebih baik, selain hidayah dari-Nya. Alhamdulillah.. Ku ucapkan syukur atas berkah dan rahmat yang di berikan-Nya hingga detik ini. Udara segar pagi di negeri gajah putih pun masih dapat dihirup dengan segar oleh hidung ini. Masih dapat kurasakan angin sepoi-sepoi mengalir, menelusuri raga, masuk hingga ke dalam tulang.
Teringat akan pengalaman beberapa bulan lalu. Allah yang Maha Besar, yang menciptakan bumi dan se-isinya. Menjadikanku sosok yang baru, yang Inshaa Allah lebih bangga akan adanya jiwa Islam dalam diriku. Yang Inshaa Allah akan terus bahagia karena terlahir sebagai muslimah. Yang Inshaa Allah setia pada perkataanku setiap menghadapnya, "Inna shalaati wanusukii wamah yaaya wama maatii lillaahi rabbil ‘alaamiina" (Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam).
Dia yang Maha Mendengar, yang selalu memberikan karunia-Nya, tapi tak ku resapi.
Dia yang Maha Penolong, yang selalu memberikan pertolongan-Nya, tapi tak ku sadari.
Dia yang Maha Pemberi, yang selalu memberikan apa yang aku pinta, tapi tak ku hargai.
Hari itu datang, saat aku merasa tubuh ini terlalu lelah. Saat aku merasa pundak ini terlalu kecil untuk ditimpakan sebegitu besarnya masalah. Saat aku merasa tidak ada yang lebih baik untuk diharapkan selain Dia.
Otak ini mulai berpikir, Apa yang salah ? Mengapa aku tidak mendapatkan yang terbaik ?
Allah, bukankah aku selalu shalat ? Bukankah aku juga senantiasa berdo'a dan meminta kepada-Mu ?
Keluhan dan keresahan timbul disana sini.
Ada yang salah. Ya, ada yang salah.
Apakah aku berhak menuntun hak jika kewajiban saja masih sering dilalaikan ?
Apakah aku berhak menuntun karunia-Nya yang lebih setelah semua yang Dia berikan tidak benar-benar disyukuri ?
Dia Pemilik Hati, lebih tahu apa yang tidak diketahui. Lebih mengerti apa yang tidak bisa dimengerti. Lebih Berkuasa atas segala ciptaan-Nya. Air mata tak berhenti menetes, setelah sadar akan perilaku dan perbuatanku. Kita manusia sebutir debu pun tak sanggup menandingi kebesaran-Nya. Maka dibawa-Nya aku dalam keheningan malam, kehusyukan shalat.
Sadar akan khilaf, sadar akan kesalahan, sadar akan sebenarnya arti rasa syukur. Dia berikan yang terbaik, maka harusnya aku lebih baik lagi mengabdi pada-Nya. Teguran-Nya menjadi stigma dalam hidup. Pengalaman spiritual luar biasa yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Akhirnya kutemukan jalanku. Jalan yang mulia, karena terlahir sebagai seorang muslimah. Yang sangat disayang oleh keluarga begitu pula Dia. Yang bahkan Dia atur sedemikian rupa, sehingga kami selalu terjaga. Yang Dia tulis surat-Nya dalam kitab suci Al-qur'an. Yang Dia ciptakan sedemikian istimewanya, kelembutan hati, kenyamanan, dan ketulusan. Tulusnya hati seorang Ibu, hati seorang gadis kecil, hati seorang perempuan yang mampu memberikan terbaik bagi semua orang yang dikasihi.
Perubahan menjadikanku sosok yang baru, tapi Inshaa Allah lebih optimis. Dia akan selalu berada didalam hati setiap insan, selalu kupercayai. Dia tidak akan pernah berpaling, selama kita sadar bahwa Dia-lah yang paling penting. Selama kita paham, tiada yang lebih memahami kita hamba-Nya, kecuali Dia. Maka kubawa hati ini dalam ketenangan. Rasa syukur semakin berlipat dan terus bertambah. Benar saja, Dia hadiahkan lebih dari apa yang kuharapkan. Segala nikmat kuterima dari-Nya, udara, raga yang kuat, dan akal yang sehat. Dia yang tak akan pernah meninggalkan hamba-Nya yang senantiasa berlari pada-Nya. Dia yang selalu memberikan ujian, hanya karena rindu akan rintihan hamba-Nya.
Alhamdulillah.. :) God Always Bless Me..
Dia-lah, Allah SWT. Segala puji bagi-Nya Tuhan Semesta Alam.
0 comments