Opini

YOU - Novel fiksi romance pertamaku di Wattpad :)

10.32


Preview :
"Lambat laun, dia akan berlabuh jua. Mendekat pada tepiannya. Merapat pada dermaganya. Jika aku berhak memilih, maka kau akan jadi labuhan terakhir bagi perahu ini. Aku temukan kau dermaga benderang di antara temaram. Semoga bukan sekedar mimpi di siang bolong atau halnya menanti pelangi di malam hari. Semoga saja..."
Begitulah kira-kira tulisan gadis 21 tahun itu di buku catatannya. Nissa ingin terus berlayar mengikuti arus, sesederhana air yang mengalir ke muara. Ia hanya berharap tak tersesat jauh. Sadar akan kesalahannya yang sudah terlanjur menakhodai perahu ini dengan hati bukan akal. 
Perasaannya mulai goyah, 
Apakah benar  orang itu yang selama ini dia cari ?
Apakah orang itu benar-benar satu rasa dengannya ?

Nissa tidak ingin berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan itu, apalagi berkeras dengan jawaban iya. Namun mereka berhasil menjadi hantu di hati dan pikirannya. Sekarang ia hanya ingin terbebas dari semua itu, menjalani hidup sebagaimana gadis normal lainnya. 

Sedalam apapun, rasa penasaran itu tetap tidak akan bisa membunuhnya. Sebaliknya, ia justru tidak ingin tahu jika pada akhirnya laki-laki itu memang bukan takdirnya. Sekali lagi, ia berharap segalanya mengalir ...
**********************************************
Baca Novel Fiksi pertamaku di Wattpad !
YOU
https://www.wattpad.com/user/trilisautami




Opini

Kartini Millenial : Bukan Hanya Publisitas, tapi Kesadaran Peran

15.46

Assalamu'alaikum.....
Hai semua !
Kalo kemarin aku menceritakan kegalauan tentang 'mau ngapain setelah wisuda', maka pada postingan kali ini aku mau bahas tentang Kartini's Day.  
Bulan April ini keknya emang jadi bulannya 'perempuan indonesia'. Well, tanggal 21 April kemarin kita baru aja memperingati Hari Kartini, seorang tokoh pahlawan perempuan Indonesia yang cukup terkenal dan berpengaruh. Perjuangan kartini yang elegan dengan basis politik dan diplomasi pada masa kolonial, berhasil membuat perempuan-perempuan Indonesia pada masa itu mendapatkan haknya, hak untuk bersekolah, mengenyam pendidikan setara dengan laki-laki dan lain-lain. 
Tanpa mengurasi rasa cinta kasih kita pada pahlawan perempuan Indonesia lainnya, yang juga dengan tenaga, harta dan pikirannya memperjuangkan hak perempuan dan bangsa Indonesia. Sosok seperti Tjut Nyak Dien, Dewi Sartika, Keumala Hayati, Tjut Meutia, Nyai Ahmad Dahlan dll yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, atau bahkan tak sempat tercatat oleh sejarah. Semoga Allah senantiasa memberikan tempat terbaik bagi para pahlawan yang telah mendahului kita. Aamiin... :)



Well, dulu ibu Kartini berjuang menegakkan emansipasi wanita karena memang pada zaman kolonial dulu, akses perempuan untuk berkembang itu terbatas. Kalo kita bandingkan dengan zaman sekarang, tentunya sangat jauh berbeda ya gengs. Berkat usaha para pahlawan Indonesia terdahulu, perempuan Indonesia bisa berkembang lebih baik saat ini. Lihat aja sekarang, ada camat, bupati, walikota, anggota legislatif, menteri, bahkan Indonesia sempat dipimpin oleh presiden perempuan. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari efek emansipasi wanita yang pernah diperjuangkan sebelumnya oleh para pahlawan kita. 

Nah.. terus gimana perempuan Indonesia saat ini ?
Apakah kita sudah benar-benar menghargai hak-hak yang diperjuangkan oleh ibu Kartini dan kawan-kawannya dulu ?
Apakah kita sudah benar-benar menerapkan 'emansipasi wanita' yang digaung-gaungkan itu ? 

Kalo dilihat dari potret perempuan Indonesia pada umumnya saat ini, banyak yang sudah memaknai emansipasi dengan baik, tapi banyak juga yang belum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata emansipasi  berarti pembebasan dari perbudakan. Ya.. terbebas dari 'perbudakan'. Pasti kalian banyak yang mikir, "ya sekarang kan udah bukan zaman rodi atau romusha lagi, udah gak ada yang namanya perbudakan", atau... "sekarang mah perempuan Indonesia udah bebas merdeka, udah gak kek dulu".
Ya ya ya... mungkin sekarang kita udah lepas dari perbudakan kek zaman kolonial dulu, tapi hal itu nggak lantas buat kita terlepas dari perbudakan yang lainnya, apalagi di zaman yang penuh dengan teknologi dan terang benderang kek gini.

Kita hidup di era 2000-an, yang beberapa orang menyebutnya dengan era 'millenium', tapi sayangnya sekarang kita udah nggak ketemu sama 'Panji si Manusia Millenium' (ya.. kaleee... -__- hehe). Maka dari itu, kita juga sering disebut-sebut sebagai para generasi millennial. Yang lebih suka baca via internet, bukannya koran. Yang lebih seruan chatting via social media , ketimbang ketemu langsung. Yang hobby berkomentar di akun social media orang lain. Yang lebih bangga mendapat banyak likers dan followers karena gaya hidup yang mewah ala konglomerat, ketimbang melakukan hal positif dan bermanfaat orang lain (or do nothing for people around them). Well, inilah KITA.. Kita para millennials yang hidup di era millennium. Ya.. walaupun gak semua dari kita terpengaruh sama yang namanya gadget, tapi sedikit banyak gadget sudah mempengaruhi hidup kita (lah... bingung gak lu ? -__- hehe)

Percaya nggak percaya, teknologi udah approach kita sampe segitunya loh guys, sampe-sampe kadang kita nggak sadar kalo kita udah jadi budak teknologi, budaknya gadget. Ini parah guys ! Seriously parah !
Gadget yang bernyawa aja sedang udah bisa ngatur kita, gimana ke tahun-tahun berikutnya nanti ? :'(
Sekarang gak perlu lagi ada rodi sama romusha, lah gadget aja udah cukup buat kita lupa sama waktu, lupa sama tugas, lupa sama orangtua, bahkan lupa sama diri kita sendiri sebagai manusia. Ya... walaupun gak semua orang kena dampak negatif dari perbudakan gadget, tapi banyak juga saudara-saudara kita diluar sana yang hidupnya rusak gegara gadget. Ya... Alhamdulillah kalo masih ada yang bisa memanfaatkan gadget untuk hal yang positif, tapi tetep aja masih banyak juga yang gunain gadget untuk hal-hal yang negatif. Ya Allah semoga kita semua masuk di golongan yang pertama ya guys... :')

Karena aku lagi ngomongin kartini's day, dan kebetulan juga aku seorang perempuan, maka postinganku juga akan ngebahas tentang perempuan ya. Perempuan-perempuan millennial atau kita sebut aja Kartini millennial.
Sebenernya udah seberapa jauh sih kita menghargai diri kita sendiri sebagai seorang perempuan ?
Seperti yang aku bilang di atas, sadar gak sih kalo kita sekarang terkadang lebih mementingkan publisitas. Yang penting nge-top, yang penting banyak followers, yang penting a, yang penting b, gak tau dah apa yang kita kerjain itu sebenernya positif atau negatif. Ini yang kadang kita kelupaan guys, Ibu kartini dan pahlawan perempuan Indonesia lainnya itu memperjuangkan emansipasi adalah untuk membuat kita supaya bisa berkarya dan bermanfaat lebih banyak lagi. Well.., publisitas itu baik, tapi untuk hal-hal yang positif ya guys. Sadar gak sih kalo dalam hidup kita ini juga ada hak orang lain ? Orang lain berhak menerima manfaat dari kita loh...

Selain itu, kita juga kelupaan memanfaatkan peran kita sebagai seorang perempuan. Kalo kita adalah seorang pelajar perempuan, maka belajarlah dengan baik, bahagiakan dan banggakan orang tuamu dengan prestasi. Kalo kita adalah seorang guru, maka ajarkanlah anak-anak didik kita dengan penuh keikhlasan, ajarkan mereka berpakaian yang rapi, ajarkan mereka mengenal kodratnya sebagai seorang hamba Allah. Kalo kita adalah seorang istri, maka pastikan apapun yang kita berikan untuk keluarga kita adalah yang terbaik. Kalo kita adalah perempuan yang dikaruniai harta yang berlebih dari Allah, maka sedekahkan sebagiannya. Kalo kita adalah perempuan biasa yang masih merasa hidupnya pas-pasan, maka bersedekahlah dengan memberikan senyuman untuk orang disekitar. Kalo kita adalah seorang perempuan, alumni perguruan tinggi ataupun SMA biasa yang memiliki tetangga yang belum mampu membiayai anak-anaknya bersekolah, maka bantu mereka dengan membagikan sedikit ilmu yang pernah kita kecap. Dan masih banyak "kalo-kalo' lainnya lagi guys :')

Kita ini generasi millennial bukan generasi milea. Milea mah digombalin dikit, langsung berbunga-bunga, hatinya udah kek taman bunga (*ps : Maaf untuk para penggemar Dilan dan Milea :D). Perempuan itu harusnya kuat dengan realitas hidup yang ada. Kartini Millenial itu seharusnya mampu memanfaatkan gadget dengan baik dan untuk hal-hal yang bermanfaat aja hehe .
Pernah denger gak sih, "Wanita itu tiang Negara", kalo tiangnya aja udah rusak, gimana dengan negaranya coba. Gimana dengan Indonesia ? :'(
Well.. selagi kita masih punya kesempatan, yok.. berbuat lebih banyak. Kita harus inget sama peran kita sebagai seorang perempuan. Tentunya masing-masing dari kita punya peran yang beda-beda, entah itu peran kecil atau peran besar, maksimalkan yokkk... :)

Mungkin cukup itu postingan dari aku bahas tentang kartini millennial, semoga bermanfaat ya..
Kalo ada kata-kata yang salah ataupun menyinggung aku mohon maaf yang sebesar-besarnya ya, semoga ini bisa jadi bahan renungan dan pengingat buat kita semua..
Yang jelas, para pahlawan kita terdahulu udah banyak ngorbanin waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan darah mereka guys, supaya kita bisa hidup bahagia kek sekarang. Jadi, menghargai jasa mereka dengan jadi kartini millennial juga bias jadi salah satu cara menghargai jasa-jasa mereka. Terlebih lagi merawat Indonesia dengan lebih baik. C U.... #lotsoflove

Wassalamu'alaikum..

Stay Happy !
 Lisa











Opini

Mau ngapain setelah wisuda ?

11.26

Assalamu'alaikum..
By the way, ini adalah postingan yang sebenernya nggak terlalu penting-penting amat. wkwk
Nggak ding, ini penting menurut aku. hehe

Pertama, aku ingin menyapa para pembaca dimanapun kalian berada, yang aku yakin mampir kesini karena nyasar gegara judul besar blog ku ada kata-kata 'journal'-nya, atau mungkin juga karena iseng-iseng yang nggak berhadiah.

Kedua, kalo kalian termasuk dalam golongan orang-orang yang baru pertama kali mampir kesini, aku ucapkan thank you udah mau mampir dan selamat datang. Kalo kalian termasuk dalam golongan orang-orang yang pernah mampir atau mungkin pembaca setia (nggak mungkin setia, karena aku sendiri juga jaraaannnggg banget nge-post), aku mau ngucapin selamat datang kembali...

Ok..
Kali ini, aku punya kabar !
Yak, setelah 10 semester ada di kampus, akhirnya aku berhasil juga meraih gelar sarjana pertanian. Perjuangan super panjang, penuh lika-liku, mengharu-biru, luar biasa, bisa terlewati. Exactly, I am super duper happy. Alhamdulillah Allah bless me.. :) Btw, Terima kasih untuk semua orang yang sudah dukung dan turut ngebantu aku selama kuliah di Universitas Sriwijaya. Akhirnya aku lulusss juga hehe :D




Terus pertanyaannya adalah..
Mau ngapain setelah wisuda ? #thinkhard

Ini bakal jadi salah satu kegamangan orang-orang setelah sumringah di hari wisudanya.
Mau ngapain ya abis ini ?
Mau kerja dimana ya ?
Mau kerja sesuai bidang keilmuan atau sesuai hobby aja ya ?
Yap ! ini juga jadi kebimbangan berat bagi aku sampai hari ini. Aku adalah seorang sarjana pertanian, majornya di Agroekoteknologi, Ilmu Tanah. Jujur aja, untuk dapat pekerjaan di perusahaan yang sesuai dengan majorku ini cukup sulit. Kenapa ? karena rata-rata perusahaan meng-hire laki-laki, perempuan mahh jaraanggg banget. Ada sih beberapa, tapi nggak banyak.

Well... ini masih jadi bahan berpikir buat aku. Disatu sisi, aku ingin banget mengaplikasikan ilmu yang udah aku dapet di bangku kuliah dengan bekerja sesuai major atau jurusanku. Tapi, di sisi lain aku juga punya keinginan buat explore diri. Aku pengen gali lebih dalam lagi bakat-bakat yang ada dalam diri. Contohnya, aku hobby ngelukis, desain, dll, aku pengen banget mendalami itu semua. Bahkan bekerja di bidang itu atau malah menciptakan lapangan kerja dari sana. Siapa yang nggak suka sama hobby yang dibayar ? ^^

"Mau S2 atau nikah dulu ?"
Hmm... sebenernya ini bukan pilihan menurutku pribadi. Well, karna aku bukan orang yang ambisius, cenderung ngalir aja kek air tapi juga gak sederas air terjun, aku lebih suka ngejawabnya dengan, "Mana yang dikasih sama Allah SWT lebih dulu aja.. Kalo ada kesempatan buat S2 hayukk, kalo jodoh yang datang duluan juga hayukkk..". Intinya kalo dari aku mah, jangan pernah berhenti ikhtiar dan memperbaiki diri. Memperbaiki diri disini lebih general loh gengs, bukan memperbaiki diri gegara mau dapet jodoh yang baik aja. Lebih dari itu. Memperbaiki diri biar Allah SWT makin sayang sama kita. Disayang Allah kan kita bisa dapet semuanya, kalo disayang sama manusia paling cuma dapet puisi atau bunga atau kalo nggak cokelat :P
Intinya menomorsatukan Allah ketimbang yang lainnya, tapi Usaha dan DO'A nya tetep kenceng :)

Yahh.. inilah cerita aku setelah sekian lama nggak nge-post. Kalo kata Kajol sama Shah Rukh Khan, hidup ini emang Kabhi Kushi Kabhi Gham (yang nggak tau artinya cari sendiri :P). Dah, gitu aja .

Komen dibawah ya, kalo ada yang lagi galau juga :)
Thank U ^^

Wassalamu'alaikum...

Opini

Antara Aku, Kamu, dan UKT

23.56

Assalamu’alaikum wr. wb.
Hai semuanya !
Balik lagi dengan aku.
Gimana kabarnya kalian semua ? Apakah UKT masih mencekik kalian ? (dudududu….) :D
Well, pada postingan kali ini kita akan bahas topik yang lebih seru. Kalo sebelumnya aku udah ceritain tentang siapa UKT sebenernya, maka sekarang aku mau ngajakin kalian ngobrol tentang chemistry antara aku dan UKT. Antara kamu dan UKT.
Antara aku dan kamu. Ya begitulah pokoknya ya.. wkwk


Sebelumnya aku udah kenalin ke kalian, siapa sih UKT itu ? terus gimana sih dia ?
Jadi kalian udah pada bisa nilai sendiri ya gengs. Tapi kalo masih ada dari kalian yang belum kenal atau kalian baru pertama kali mampir di postinganku yang satu ini, tenang aja, kalian bisa kenalan dulu dengan dia dengan cara, klik disini.

So, hubunganku sama si UKT ini sebenernya baik-baik aja selama 8 semester ini, kita belum ada masalah nih. Tapi ya itu, semenjak masuk ke semester 9, mulai ada bau-bau konflik. Baunya menyengat, membuncah dan membabibuta. Hehe

Kalo menurut pandanganku sendiri, bayar uang kuliah itu emang udah jadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa. Bahkan untuk kita yang menerima beasiswa dari pemerintah pun, mereka juga berkewajiban untuk handel uang perkuliahan kita, jadi kita tinggal terima beres.  Aku juga paham banget, kalo dalam uang kuliah yang kita bayarkan setiap semesternya itu, udah include untuk ngebayar a, b, c, d, dan e, intinya semua hal yang bisa menunjang dan mendukung kita selama menimba ilmu di kampus. Nah.. itu yang aku omongin uang kuliah ya, bukan uang kuliah tunggal (UKT).
Kalo dibandingin dengan sistem sebelumnya, yaitu sistem SPMA, menurut aku, keduanya sama-sama punya kekurangan dan kelebihan. So, agak sulit juga kalo aku disuruh milih sistem mana yang lebih baik. Aku yakin, pemerintah pasti juga udah berpikir keras banget ketika mereka mau ngubah sistem SPMA menjadi sistem UKT. Well, orang-orang yang ada di kursi sana, pastilah bukan orang sembarangan, yang asal-asalan ya gengs.
Oke, mulai dari sini, kita akan fokus ngomongin UKT ya, jangan ngomongin SPMA lagi. Karena keseringan mengingat-ingat masa lalu itu nggak baik gengs, kita harus bisa move on dan menatap masa depan. Kalo sesekali aja noleh ke belakang nggak apa-apa, asal jangan keterusan, ntar nabrak. Hee
Lah.. terus masalahnya apa sih si UKT ini ? UKT-nya sih nggak masalah, cuman mahal aja. :’D
Well, kita tahu kalo hitung-hitungan UKT ini ditetapin sesuai Unit Cost-nya masing-masing, terus dibagi 8 semester, jadilah besaran UKT per semesternya yang kita harus bayar. Tapi, UKT setiap mahasiswa bisa aja beda gengs, seperti yang kita tahu, karena disesuaikan lagi dengan kondisi perekonomian keluarga. Ada 8 varian level biaya, sehingga diharapin bisa saling subsidi silang.
Nah… terus balik lagi nih gengs, antara aku dan UKT. Masalahnya kan, sekarang aku dan temen-temenku yang lain kan udah masuk semester 9, rata-rata lagi pada ngerjain skripsi semua. Terus apa kita masih harus bayar lagi ? harusnya kan nggak ya, karena unit cost di awal tadi kan udah mencakup biaya perkuliahan secara menyuluruh, dan emang cuma dibagi sampe 8 semester aja. Lah.. 8 semesternya udah lewat, UKT-nya juga udah dibayar semua, berarti ngapain dong kita bayaran lagi gengs ? (ini serius nanya ya)
Kalo kalian satu pikiran dengan aku, pasti kita sama-sama punya tanda tanya yang besar di kepala nih. Mau dikemanain dana yang lebih, yang bakal kita bayar itu ?
Menurut kalian perlu nggak sih ada transparansi dana UKT itu ? atau cuma aku aja yang kepo  ?

Well, aku juga jadi kepo nih.
Apa pendapat kalian kalo UKT semester 9 ini tetep harus dibayar full ? nggak ada diskon sama sekali dari kampus.
Kalo aku pribadi, jujur, pertama pastinya ngenes banget. Terus yang kedua, menurut aku ini bakal jadi cambuk banget buat kalian yang baca postingan ini, yang setingkat dibawah aku. Atau malah dua tingkat dibawahku, atau malah tiga tingkat dibawah aku, atau mahasiswa baru nantinya. Pasti akan ter-frame secara nggak langsung di kepala kalian, buat nyelesain studi secepat-cepatnya atau semester 8 udah lulus gitu. Karena pasti kalian nggak mau kan nyusahin orang tua lagi, untuk bayar UKT semester 9 yang full padahal cuma ambil skripsi doang. Pasti kalian bakal mikir buat belajar terus di kelas, pulang ke rumah, terus besoknya ke kampus lagi, pulang lagi ke rumah, begitu terus sampe lulus 4 tahun atau malah kurang dari 4 tahun. Pasti kalian bakal mikir-mikir ulang deh, kalo mau ikut kegiatan lain selain dari belajar di kelas, kayak UKM, Organisasi-organisasi mahasiswa, kompetisi-kompetisi, social project atau bahkan exchange program, karena takut kegiatan-kegiatan itu malah bakal ganggu atau ngurangin waktu belajar kalian di kelas. Lebih ekstrim lagi, kalo kalian sampe mikir kegiatan-kegiatan kayak gitu nggak penting dan nggak bermanfaat, padahal sebenernya bagus banget untuk mengembangkan softskill dan potensi yang ada di diri kalian. Ya nggak ? Kalian bakal mikir kayak gitu nggak ?
Hehe aku nggak mau su’udzon ya.

Well, secara nggak langsung, pikiran-pikiran kayak gitu bisa aja menghinggapi kalian suatu saat gengs, dan ngejar-ngejar kalian kayak hantu supaya cepat lulus.  

 Tuh kan… UKT semester 9 ternyata bener-bener bikin pusing dan banyak ulah. Mending dihilangin aja ya nggak ? :D

Oke, mungkin cukup itu dulu obrolan kita ya gengs. By the way, aku mau tau juga nih pendapat kalian kalo UKT semester 9 ini masih harus full dibayar dan nggak ada diskon sedikitpun.
Yang punya akun google dan sejenisnya bisa komen di bawah ya.
See Ya on the next post^^

#UKTSemester9
#UKTUnsri

#AntaraAkuKamuDanUKT

Prosa

Matahari Kan Tenggelam

11.56

Masih ingat, ketika kau mengungkap mimpi. Meminta aku menampungnya dalam gelas-gelas kaca. Semuanya, meluap hingga kebingungan.

Masih ingat, ketika kau menyingkap keluh. Meminta aku menampungnya dalam piring-piring beling. Semuanya, menggunung hingga keresahan.

Masih ingat, tentang aku sebelum memulai kisah. Memilih pergi tanpa sepatah kata terucap, menguras hatimu dengan ribuan pertanyaan. Kisah-kisah klasik akan menjadi sahabat bagi masa lalu, sesekali mereka akan bercengkrama tuk memandang tawa, canda, sedih dan marah yang telah habis dimakan waktu.

Masih ingat, saat ku sampaikan pilihanku menuai kasih, merangkai cita dalam alunan langkah baru. Lorong-lorong  kecil yang kian terang benderang, akhirnya sampai pula aku pada ujungnya.
Bumi yang terus berputar, perlahan menyeretku pada pantai perpisahan. Memaksaku melihat matahari yang kan tenggelam. Seakan-akan berbisik, "sampai bertemu di pangkalan surga".

Siang bergantian dengan malam, menjagaku hingga terlelap. Melelapkan gundah, melenyapkan gusar dalam keheningan. Malam mencintaiku seperti halnya bulan pada langit. Takkan hilang apalagi berpaling. Kecuali awan-awan hitam yang berusaha merusak keharmonisan keduanya. Namun, pagi akan segera membangunkanku. Menarik gelisah dalam palung hati, menjemputnya untuk berlabuh lagi.

Setelahnya, akan ada rindu pada malam. Malam yang memperbolehkan aku lupa sejenak pada beban diri. Malam yang mengizinkan aku singgah pada mimpi-mimpi indah.

Setelahnya, akan ada jiwa yang harus berdamai. Damai dengan embun-embun pagi dan matahari terbit.


Setelahnya, akan kembali seperti sedia kala.


Prosa

Sebelum Memulai Kisah

11.46

Pagi ini, ceritamu sampai padaku. Gulungan kertas kecil dengan goresan hitam dibawa oleh merpati putih. Klasik sekali.

Sambil menyeruput kopi, aku membaca. Membaca rindu-rindu yang kau sajikan dalam untaian kata. Sambil menggigit biskuit, aku membaca. Membaca warna-warna harimu yang kau gambarkan dengan tinta.

Kau memujinya. Perahu kayu yang aku siarkan sampai ke negerimu kemarin, ia tak jadi karam. Tiba jua ia pada labuhannya. Labuhan yang bukan impian, namun mengasihinya. Labuhan yang penuh dengan keasingan, namun melindunginya. Hingga tergopoh-gopoh, ia tetap sampai ke tepian.

Kau menyadarinya. Aku yang pergi bersama kekalutanmu. Memilih sendiri, membuang keresahanmu. Memilih sendiri, mengendapkan lara-laramu. Memilih jauh untuk menyelamatkanmu.

Kau menangisinya. Aku yang hilang seperti asap. Terbang terbawa angin, kemudian buyar di udara. Menutup cerita di lembaran masa lalumu. Meniti langkah di lorong yang baru.

Kau melepaskannya. Aku yang dibawa arus laut dan ombak, takkan pernah kembali ke silam. Takkan menyapamu lagi di gubuk kecil, tempat kau biasa menyimpan mimpi.

Untuk merindangkan kebahagiaan, ternyata butuh jarak dan waktu. Seperti halnya kata-kata yang dipisahkan oleh spasi. Lebih indah dari pada terus bersambungan. Manis terbaca dari setiap sisi.


Aku katakan. Tentang pilihanku menuai kasih. Tentang suka dan duka yang tlah lalu. Aku katakan ini, sebelum memulai kisah baru.


Prosa

Perahu Ini Kayu

16.40

Lautan ini terlalu luas, aku bahkan tak berharap sempat menemukan ujungnya. Hampir mati rasa tanganku mengayuh sampan. Hari demi hari perahu ini berlayar, mengarung bebas, lepas.

Lautan ini terlalu luas, aku bahkan tak cukup mampu melawan ombaknya. Hingga berpeluh keringat di pelipis, aku tak menganggap ini sadis. 


Perahu ini kayu, beruntung bukan kertas. Masih terlihat tak sekuat baja, namun dia tak selemah yang kau kira. Menampung asa, aku kan segera sampai ke tujuan. Disambut dengan sekuntum mawar merah, aku melihatmu berdiri di seberang sana.



Perahu ini kayu, dia tak banyak pilihan. Sesederhana air yang mengalir ke muara. Tak pernah risau akan tersesat. 

Perahu ini kayu, jangan biarkan dia karam ditelan lautan. Tenggelam bersama cita dan cinta yang sudah dinanti-nantikan. Atau malah tertangkap, terampok oleh perompak lain. Jangan biarkan.

Lambat laun, dia akan berlabuh jua. Mendekat pada tepiannya. Merapat pada dermaganya.
Jika aku berhak memilih, maka kau akan jadi labuhan terakhir bagi perahu ini. Aku temukan kau dermaga benderang di antara temaram. 
Semoga bukan sekedar mimpi di siang bolong atau halnya menanti pelangi di malam hari. 
Semoga saja.


-Lisa-


Quote

November-December Story

00.22

Assalamu’alaikum.

Hi everyone.. I know it’s almost 3 months since my last post. I just can’t help myself to have this guilty feeling because my wish before is to make one post per month at least. But still I can’t be more productive. I just thought that, October, November and December are such rush months within full of rush hours. Is it ? Yes, it is for me. Hehe :D
So, How are you doing guys ? I know, everything must be going well cause Allah is always beside you. J
This time, I am just going to talk about what happen in my last 3 months. We can skip October, because there’s no something special in it and go ahead to the next one.  On 8th November 2016, I was been invited by committee of 1st National Congress of  KAKAMMI in Jakarta. Yey ! They invited me to be a singer in the opening ceremony of the event. As you know that singing is one of my hobbies, then I said yes to join them. In the following day I went to Jakarta by myself. As usual, I go alone. By realizing it, perhaps this is a right time, I need to find someone who can be with me, accompany me for the next trip. Hehe :D I am not kidding at all right now. J
That was such a nice experience. The opening ceremony is held on 12th November exactly, so that there were 5 days I have been spending there. Meeting with new people, talking and sharing with them, I learnt much more. To be honest, I just felt may be someday I need to come back and visit them. Hoping for the chance, Aamiin…
In the event, 1st National Congress of KAKAMMI, I sang some Indonesia national songs with beautiful piano instrument by my beautiful one, Teteh Anna. I miss her already… How are you teh ? Hehe :D
By that, I also feel proud to be a part of KAMMI, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (The United Action of Indonesian Moslem Student). Do you wanna feel the same ? You must  join us then J You really need to know, to acquaint, to recognize KAMMI deeply from inside of KAMMI itself not from others. Not from others because they might be saying it wrong or even having a misunderstanding about KAMMI itself. So if you are curious about it, then “Ayo Gabung KAMMI !” . I am not promoting but suggesting.
Yey ! after all, thanks to the committee who have been inviting me there…

See you for the next event (hehe… :D)




November and December 2016 will also be unforgettable months for All of Moslems in Indonesia. “Aksi Bela Islam 2” and “Aksi Bela Islam 3” are like new spirit of Moslems in this country. The first action was held on 4th November and followed by the second one which was on 2nd December 2016. I only could support my friends who were joining the action before. I only could pray and pray. Hoping that all of Moslems in this world are protected by Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin… Nevertheless I can still feel the atmosphere of the action. There are so many photos or even videos which captured it. I really felt that I was being among of the jama’ah. Especially for “Aksi Bela Islam 3”, there are about 7,4 million people who followed it. Masya Allah.. I can’t say anything else but crying. It’s caused by Allah SWT who has powered them and eased their steps to go to Jakarta and join the action. Million people lifted their hands and prayed for better Indonesia. It was really nice and pieceful, I swear. May Allah bless us. Aamiin Allahumma Aamiin… J  




(It's a picture from our friend, who join "Aksi 212". Kafilah Unsri, Good job ! :))  


The latest news from me is I have had my pre-research seminar. Alhamdulillah… It’s also because Allah SWT. Unpredictably I can do my seminar in this month, exactly on 5th December 2016. Instead I thought that I can do that after finishing my KKN (Kuliah Kerja Nyata). But Allah SWT said the opposite, Alhamdulillah… It’s relieved ! Thanks God J



I think only that I could tell you in this post. Thanks for reading my blog (Is there anyone reading it ? I think No. Hehe :D )      
See you on the next story…
Wassalamu’alaikum… 


Story

Keep Smiling :)

14.12

Assalamu’alaikum..

Hi everyone, I know it’s been long time I never drop my thoughts by here. I used to so busy with all those stuff in the campus. You know, I’ve already been a forth year student and the things become a lil’ bit complicated by then because I need to be inured my self in the land of journals, kind of research proposal, and etc. But surely final year is such a long space for me to do many things without any anxious thoughts whether I have  a class or not. More free time really mean to me, I can easily breath everyday, everywhere. Hehe I’m kidding.
In this 2016, I just have to accept that one by one people around are going to be graduated or even have graduated. They are some of my really close friends, I would love to call them as my siblings. “A Big Congraduation” from me to my lovely mbak bibit who has been graduated last month. Hopefully Allah will always treat us well so that we can still meet and communicate each other. The other “ABC” word is also given to Mbak Puput, Mbak Umiqo, Mbak Anna, Mbak Bulan, Mbak Anita, Mbak Indah and Mbak Eni. You all have moved your mountain, but still keep going to reach the top. “A Big Congraduation”, Mbaks !
For those who haven’t officially being a bachelor, there are still much time to achieve your own too. Keep Fighting ! Hehe…
Anyway, How is your life, guys ? I said it, like people are reading and seeking my new post. I feel more than a celebrity eventhough the reality talks otherwise. No, once more I Am Kidding :D
If you guys ask me about my life too, I am very great Alhamdulillah Allah bless me till now. Today is our second victory day after ‘Ied Fitri Mubaraq day’. Yeah it’s the moslem time for celebrating ‘Ied Adha Mubaraq day’!  And you know I never going home for the forth times Idul Adha, but it’s Okay. I am fine with it. Even if so, it does not mean that my day was full of emptiness and laziness. I got my time was very usefull instead. You know why ? because I share the happiness of Ied Adha Mubaraq with my friends in the small village with all villagers. We went there this morning and saw how the execution of qurban was held.  I really thank God for every great day like today went on. Although I’ve been far away enough from my family, Allah still let us to have or make my day more worthwhile. I am happy by then.
Sharing happiness is one of important thing to do. As like as you spread your smile to everyone, you actually give them more power to also share and do the kindness.
keep smiling ! :)



-Lisa-




          

Prosa

Ketika Langit Mengelabu

00.38

Ketika langit mengelabu, guntur mulai beriringan sahut menyahut. Tapi dia tak kunjung datang. Ku hentikan langkahku pagi ini. Tepat di depan pintu, kuingat masa-masa itu, mengantarmu pulang hingga hilang depan gerbang. Kembali lagi  tenggelam dalam lamunan.

Satu per satu lembaran memori dibuka. Usaha mencari potongan peristiwa yang tak sengaja terselip di antara segudang tumpukan ingatan ternyata cukup sulit. Semua sudah dibongkar habis, yang terlihat hanya buku-buku putih dengan goresan hitam. Masih ingat betul aku tuliskan itu dengan tinta merah. Jikalau hendak ulang membaca, maka tak perlu kerja rodi menemukannya. Merah tentunya menyala. Kuduga-duga, namun tak kunjung ada.

Mungkin terlalu lama, hingga tak terlihat lagi rimbanya. Saksi bisu pun tak berdaya, terpenjara dalam keheningan. Tercekat, sel darah ini membabi buta, berdesak desakan naik ke otak. Pasukan oksigen memaksaku, menggeledah kembali tiap ruangnya. Malah tiap celah. Daya semakin menurun, kemudian mereka pergi dengan kibaran bendera putih. Tanpa bersalah dengan isi kepalaku yang berserakan.


Tatapan lurus seketika berbelok, menabrak dinding realita. Wajah pucat pasih pasca penyerangan tadi, ternyata telah diselimuti air dari pelupuk mata. Hari ini masih terlalu mendung untuk mengeringkannya. Aku lupa. Aku lupa padamu dan hal itu. Sampai hati, harus kukabarkan hal itu pada masa lalu. Hampir semuanya, kecuali jejak kepergianmu di depan pintu. Saat ini, saat itu, tepat pada waktu yang sama.     

Quote

Bicara Cinta

06.59

Assalamualaikum..

Kali ini, aku mau bicara tentang salah satu dari sekian banyak karunia Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Hidup adalah karunia dan nikmat yang Allah berikan pada kita secara cuma-cuma. kebesaranNya, keagunganNya, menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulia dengan akal pikiran dan hati nurani. Semuanya kita dapatkan tanpa diminta, tanpa memohon. Allah menciptakan adam dan hawa yang kemudian diteruskan hingga ratusan, ribuan, jutaan, bahkan milyaran keturunannya untuk hidup di dunia hingga saat ini. Itulah Cinta. Cinta yang Allah berikan pada makhlukNya. Cinta Allah yang Maha Segala.

Semua yang hadir bukanlah tanpa alasan. Jika Allah mencintai adam dan hawa, mengapa mereka diturunkan ke bumi dari surga yang luar biasa indah ? Ya, karena sejatinya Allah memang cinta. Dia inginkan makhluknya belajar menjadi yang lebih baik. Dia mencintai dengan caraNya. Bumi dengan segala isinya, matahari, air, udara adalah rentetan paket lengkap yang kita terima secara cuma-cuma. Belum lagi dengan hal-hal lain yang pastinya tidak bisa disebutkan satu persatu karena kebesaranNya yang sungguh luar biasa.

Semua yang ada bukanlah tanpa alasan. Mulai dari butiran-butiran debu di jalan, daun-daun yang berguguran, hingga busa-busa air karena gulungan ombak di lautan, adalah rahmat yang harus kita syukuri. Hal-hal kecil yang kita anggap biasa, malah mungkin merusak dan mengganggu sesungguhnya hadir untuk melengkapi kehidupan kita. Tapi manusia tetaplah  manusia, terkadang lupa atas nikmatNya yang senantiasa tercurah.

Dia ciptakan manusia secara utuh, lengkap dengan kekurangan dan kelebihan. Lalu, mengapa ada saudara kita yang buta sejak lahir ? karena Allah memang cinta. Dia tak inginkan hambaNya melihat yang tak pantas. Dia jaga penglihatan hambaNya, tentuya agar ia terhindar dari dosa dan api neraka. Sungguh penjagaan yang luar biasa, bahkan tidak terlintas di benak jika kita hanya menginterpretasikan karunia Allah dari sisi yang negatif. Benar saja, segala kelebihan dan kekurangan adalah hikmah yang patut disyukuri.

Kehadiran kita di dunia ini juga karena cinta bukan ? Allah pertemukan kedua orang tua atas dasar cinta, yang kemudian menyayangi, mendidik, dan membesarkan kita dengan ikhlas. Dia berikan rezeki dengan caraNya. Dia berikan kita Alqur’an dan sunnah rasulullah sebagai pedoman hidup, bukan karena tanpa alasan, tapi karena Dia cinta. Dia ingin hambaNya tidak tersesat, karena dunia bagai hutan rimba yang luas nan liar. Dia berikan hambatan dan ujian pada hambaNya, bukan tanpa alasan, tapi karena Dia cinta. Dia ingin hambaNya selalu berdoa, hanya padaNya yang Esa.

Apalagi yang harus diragukan ? Adakah yang lebih mencintai kita lebih dari Allah ? Adakah yang memberikan segala sesuatu yang kita butuhkan lebih dari yang Allah karuniakan ? Apa ada yang lebih romantis  dari ayat-ayat cintaNya ?


Cintai Allah dan RasulNya yang pertama-tama dan yang paling utama. Raih cintaNya kemudian sebarkan ke seluruh penjuru dunia, dengan kelembutan dan ketulusan. Karena sesungguhnya, hidup kita lebih dari anugerah yang Dia berikan. 

Sadarlah wahai para hati, bagunlah wahai para hati. Yuk cintai Allah sepenuhnya ! insyaa Allah Dia akan menggiring kita pada hakikat cinta yang sebenarnya. Belajar mencintaiNya, RasulNya, dan KitabNya, tak akan berbuah sia.  

Bismillahirrahmanirrahiim.. J


Quote

Selamat datang kembali Lisa...

23.34

Hampir dua tahun, kita semua saling mengenal. Dimulai dengan  memintal benang dari kapas-kapas putih yang bersih. Menenunnya menjadi juntaian kain polos, yang kemudian kita beri warna bersama. Kita beri corak-corak aneh, unik, beragam, berbeda-beda satu dan lainnya. Karya-karya tangan anak manusia, terlukis jelas tiap milinya. Indah, penuh dengan cerita. Setitik warna pun bahkan bermakna.
Hari demi hari berlalu, menghantarkan kita pada titik persimpangan. Mengharuskan salah satu dari kita pergi untuk beberapa waktu yang cukup lama. Semuanya akan baik-baik saja, kalimat itu akan selalu menjadi penguat. Seperti bahan khusus yang kita ciptakan agar kain ini tetap terjaga ketebalannya. Karena kita tahu, jarak yang jauh bisa saja memutuskan ikatan dari kain ini. Hujan badai dan panas matahari, tidak menutup kemungkinan untuk kain ini menjadi lapuk, rapuh, kemudian robek begitu saja. Sayangnya, aku lupa. Lupa melapisi kain terbaik ini. Memang tidak sampai lapuk ataupun robek, namun corak uniknya perlahan hilang. Perubahan yang cukup sinifikan, jelas saja terlihat meski dipandang dari segi manapun. Kain ini tak lagi sama.

Kemudian semakin usang seiring waktu berjalan. Hampir tidak pernah kusadari, untuk sekedar mencuci kain itu. Membasuhnya dengan air yang harusnya kutimba sendiri. Terlanjur kotor dengan tanganku sendiri.

Tapi hidayahNya selalu datang kapan saja dan dari mana saja. Dia ingin aku bersihkan dengan air mata. Dia ingin aku yang pegang kainnya, mengharumkannya kembali dengan senyuman. Memerasnya dengan penuh kasih. Mengeringkannya di bawah matahari yang terik. Namun yakinlah, itu bukan hanya sekedar saja. Tapi Dia berikan makna tak ternilai.

Perubahan yang pernah terjadi bagaikan metamorphosis yang tidak sempurna. Ulat yang masih lugu terlalu memaksakan diri menjadi kupu-kupu yang cantik. Entahlah. Walaupun dan bagaimanapun yang terjadi pasti memiliki hikmah.

Namun sekarang semuanya kembali seperti sedia kala. Kita hanya butuh waktu untuk memahami diri sendiri. kita hanya perlu menata ruang hati kita kembali. Karena kita semua satu.

Untuk semuanya, Aku kembali pada satu nama, kembali karena cintaNya. Seberapapun jauh jiwa berkelana, ia akan kembali jua pada sang raga lama, pemiliknya yang sejati. Karena mereka sepasang kekasih yang sudah digariskan olehNya. Maafkan atas kain yang sempat kusam, sahabat :') ..
20 tahun penuh dengan warna, perubahan, dan pastinya berkah dan hikmah.


Selamat datang kembali Lisa… kembali tenang, kembali relax, kembali ke kehidupan sebelumnya J


Rindu moment-moment ini … :D















Cerita Lala

Cerita Lala #3

19.33

Adakalanya kita merasa harus pergi. Adakalanya pula kita merasa harus kembali. Kemana ? Entahlah, aku pun tak tahu jawabannya. 

Cuaca hari ini terik. Kurasakan semuanya lewat jendela yang terbuka. Angin silih berganti rebutan ingin menggapai helaian tirai yang sedikit-sedikit tersibak. Asing. Seketika saja khayalanku berselancar, mengarungi kenangan-kenangan yang tak kunjung habis. Terlalu bebas. Bahkan tak sadar gelombang besar menghantam hingga kutemukan diri ini tenggelam. Jauh, dalam, entah berapa ratus meter, atau mungkin ratusan kilometer ? palung tak berujung

“lala, kamu harus makan.,”, wanita itu menyodorkan beberapa potong roti ke hadapanku.

“belum nafsu bu”,jawabku tanpa semangat. 

“mau sampai kapan ? setiap pertemuan selalu berakhir dengan perpisahan. Setiap yang hidup akan mati. Bukan hak kita melarang segala sesuatunya terjadi. Itu sudah menjadi rutinitas Allah yang meniupkan ruh pada setiap janin yang lahir. Dan mengambilnya kembali dalam waktu yang telah Dia tentukan”. 

Aku tertegun. Rasanya sulit menerima apa yang dikatakan ibu barusan. Hati ini masih remuk redam. Sel-sel otakku belum bisa mencerna dengan baik. Maka berimbas pada kehidupan sepuluh hari terakhir ini menjadi centang prenang. Tak karuan, kacau, atau bisa dibilang mati. 

Hari ini adalah hari ke-sebelas setelah meninggalnya ayah. Manusia paling tampan dan paling tegas yang ada dihidupku. Sekarang hanya tinggal cerita, dia sudah pergi menghadap sang khaliq. Menghadap si Empunya yang telah dengan baik hati memberikan napas secara cuma-cuma selama kurang lebih 43 tahun. 

“kamu harus mengerti, la. Bukan, lebih tepatnya lagi ikhlas… Kita do’akan yang terbaik”, katanya lagi. Cukup menenangkan, tapi percayalah sungguh aku tidak bisa bohong akan kehilangan ini. kudapati tubuhku sudah jatuh dalam pelukan wanita tegar ini. Usapannya yang begitu lembut dan rangkulan yang begitu hangat mengembalikanku pada alam sadarku setelah lama tertidur panjang. 

Lebih dari satu pekanku habis hanya dengan mengurung diri di istana. Bak cerita dongeng rapunzel bersama penyihir jahat yang mengurungnya di menara tinggi. Dengan segala jenis mantera jahat agar sang putri tak bisa lari. Aku tahu, kekalutan ini adalah bagian dari emosi yang belum lepas, yang masih tertahan dengan berjuta alasan yang aku buat-buat sendiri. Tapi sihir-sihir jahat itu musnah seketika dengan satu mantera ‘IKHLAS..’. Awan-awan gelap itu menghilang, yang ada hanya rumput di sekitar yang semakin menghijau, matahari yang benderang mencahayai pada semua sudut yang mampu ia jangkau. Aku mengubah ceritanya, membuka lembaran baru, dan siap menggoreskan tinta pada halaman kosong hidup. ‘Life must Go on’.


Bersambung...