Opini

YOU - Novel fiksi romance pertamaku di Wattpad :)

10.32


Preview :
"Lambat laun, dia akan berlabuh jua. Mendekat pada tepiannya. Merapat pada dermaganya. Jika aku berhak memilih, maka kau akan jadi labuhan terakhir bagi perahu ini. Aku temukan kau dermaga benderang di antara temaram. Semoga bukan sekedar mimpi di siang bolong atau halnya menanti pelangi di malam hari. Semoga saja..."
Begitulah kira-kira tulisan gadis 21 tahun itu di buku catatannya. Nissa ingin terus berlayar mengikuti arus, sesederhana air yang mengalir ke muara. Ia hanya berharap tak tersesat jauh. Sadar akan kesalahannya yang sudah terlanjur menakhodai perahu ini dengan hati bukan akal. 
Perasaannya mulai goyah, 
Apakah benar  orang itu yang selama ini dia cari ?
Apakah orang itu benar-benar satu rasa dengannya ?

Nissa tidak ingin berkutat dengan pertanyaan-pertanyaan itu, apalagi berkeras dengan jawaban iya. Namun mereka berhasil menjadi hantu di hati dan pikirannya. Sekarang ia hanya ingin terbebas dari semua itu, menjalani hidup sebagaimana gadis normal lainnya. 

Sedalam apapun, rasa penasaran itu tetap tidak akan bisa membunuhnya. Sebaliknya, ia justru tidak ingin tahu jika pada akhirnya laki-laki itu memang bukan takdirnya. Sekali lagi, ia berharap segalanya mengalir ...
**********************************************
Baca Novel Fiksi pertamaku di Wattpad !
YOU
https://www.wattpad.com/user/trilisautami




Opini

Skincare Import, Halal Gak Sih ?

22.42


Assalamu’alaikum…
Hai semuanya !

Akhirnya aku kembali lagi dengan postingan yang hopefully will be useful for us. Di postingan kali ini, aku bakal membahas beauty-beauty-an, lebih spesifiknya yaitu skincare. Yey ! (Yang skincare addict angkat tangan !). Kali ini kita bahasnya agak sedikit kompleks ya, termasuk dari segi ke-halal-an si produk, karena beberapa produk skincare yang pernah aku pake juga ada yang berasal dari brand luar negeri yang nggak ada merk halalnya. Terutama 1 tahun terakhir ini aku lagi cinta-cintanya sama skincare asal negeri ginseng, Korea Selatan. Udah tau pasti kan ya… skincare yang kece-kece dari sana. :D

Sebenernya beberapa bulan lalu, aku sempat kurang yakin juga sama beberapa produknya, “ini skincare halal nggak ya ? Kan nggak ada merk halalnya :’(…“. Sampai akhirnya aku putusin buat  ninggalin produk dari negeri ginseng itu dan beralih pake skincare lokal yang udah jelas ada label halalnya, kayak wardah dan mustika ratu. Tapi ya begitulah ya.., beberapa produk wardah ternyata nggak cocok di kulitku. Setiap aku pake night cream wardah (semua varian ya.. baik yang lightening ataupun white secret), muka aku panas dan merah. Ya nggak terlalu iritasi parah sih, cuma lumayan sakit juga kalo aku terusin tiap malam L Tapi untuk day cream-nya, facial foam, sama facial scrub. Aku cinta banget sama wardah ! J Di postingan berikutnya aku bakal buat review-review lengkapnya. :) 

Nah itu… some products are matched, but some are not. Namanya juga kulit ya, pasti bakal beda-beda reaksinya, baik itu di aku ataupun di kalian semua. Kayak yang aku bilang tadi, aku lagi jatuh cinta banget sama produk korea, karena hampir semua produk yang pernah aku cobain itu cocok. Stress nggak sih ? :’D Tapi ya karena itu tadi, pada saat lagi cinta-cintanya ama itu produk, aku mulai kepikiran, “ skincare korea yang kupake itu sebenernya halal nggak sih ? “. Padahal waktu itu aku baruuu aja  ‘meracuni’ sahabatku untuk pake skincare korea juga, karena aku tau beberapa produk yang aku cobain terbukti bagus. Sebut saja inisialnya, NORA. Wkwkwkwk.. 
Yes, saat aku mutusin untuk berhenti pake skincare korea, saat itu juga aku ‘ngeracunin’ nora untuk ikutan 'berhenti'. Padahal waktu itu beberapa produk dia baru beli, baru pakenya sebentar :D wkwkwk  (Untuk nora, apabila kamu membaca ini, maapin gua. Setelah riset panjang akhirnya aku nemuin jawabannya, tentang halal dan tidaknya produk-produk skincare korea yang pernah aku pake :’D). Jadi ceritanya setelah dilema dan kegalauan panjang, the result is revealed now ! Haha

Oke, dari pada kepanjangan, mendingan kita langsung aja ya…

But wait…, aku mau ngasih tau dulu kalo dalam menulis postingan ini, aku merujuk dari beberapa sumber yang insyaa Allah valid. But still…, correct me if I’m wrong, I am just a human.  J

Berdasarkan fatwa MUI tentang standard kehalalan produk kosmetika dan penggunaannya, ada beberapa point yang sangat krusial dan jadi perhatian khusus. Berikut bagiannya, selengkapnya bisa cek disini.

FYI, kosmetik itu ada 2 macam yaitu make up (riasan) dan skincare (perawatan). Kita akan concern untuk kedua-duanya disini.




Dari ketentuan yang tertera, bisa kita simpulin bahwa produk kecantikan atau kosmetik yang mengandung atau melibatkan gen babi dan manusia itu diharamkan, sekalipun itu hanya berupa mikroba hasil rekayasa genetikanya aja, hukumnya tetap haram. Kemudian, produk kosmetik yang menggunakan bahan dari turunan hewan halal (berupa lemak atau lainnya) yang tidak diketahui cara penyembelihannya hukumnya makruh tahrim, sehingga harus dihindari. Nah.. produk-produk yang menggunakan bahan dari mikrobial yang tidak diketahui media pertumbuhan mikrobanya apakah dari babi atau bukan, harus dihindari ‘sampai ada kejelasan tentang kehalalan dan kesucian bahannya’.

Yes.. itu diaaa…

Sebagian dari kalian mungkin bakal mikir, “kenapa kosmetik harus halal ? kan nggak dimakan ?”

Well gengs, kosmetik itu walaupun nggak dimakan, tapi tetep bisa nyerap di tubuh, sekalipun dia bentuknya sabun, kayak facial foam misalnya, sekalipun dicuci dengan air, pasti bakal tetap nyerap di kulit kita. Jadi ada baiknya kita tetap menjaga diri ya gengs. Selengkapnya, kenapa kita harus pake kosmetik yang halal bisa kalian baca disini. 

Balik lagi, apakah kosmetik-kosmetik import termasuk dalam produk yang harus dihindari menurut fatwa MUI atau justru aman untuk digunain a.k.a halal ? We’ll see…

Kosmetik import, seperti The Body Shop (UK), Nature Republic (Korea), Innisfree (Korea), Laneige (Korea), Biore (Jepang), Skin aqua (Jepang) dll yang nggak mempunyai label halal MUI, otomatis kita harus mencari tau sendiri informasi lengkap tentang produk-produknya. Beberapa parameter yang harus-kudu-mesti menjadi fokus kita dalam mencari detail kehalalannya adalah perusahaan kosmetik tersebut haruslah mengeluarkan produk yang ‘vegan’ dan ‘cruelty free’. Vegan berarti brand kosmetik tersebut sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan dasar yang berasal dari hewan. Bahkan mereka nggak akan menggunakan beeswax, susu, madu, lanolin atau collagen dalam kosmetiknya. Kosmetik vegan berarti 100% bahan-bahannya berasal dari tumbuhan. Selain tidak menggunakan bahan dasar dari hewan, produk kosmetiknya tidak boleh dicobakan ke hewan sama sekali ! Sedangkan Cruelty free maksudnya yaitu brand tersebut tidak pernah melakukan percobaan terhadap hewan atau biasa disebut animal testing.  Jadi, simpelnya brand kosmetik yang vegan sudah bebas dari cruelty free dan proses produksinya pun tidak melibatkan hewan sama sekali (dilansir dari editorial femaledaily.com, boleh klik disini untuk lebih jelas). Tapi produk yang meng-claim cruelty free belom tentu vegan ya gengs. Jadi harus benar-benar hati-hati J

Nah.. selain dua lisensi tersebut, ada lagi perusahaan kosmetik yang meng-claim produknya ‘vegetarian’. Eitss..., vegetarian berbeda ya dengan vegan :) Kosmetik vegetarian, yaitu perusahaan kosmetik tersebut produk-produknya tidak menggunakan bahan dasar hewan (seperti gen atau mikrobialnya) tapi biasanya masih menggunakan hasil-hasil dari hewan, seperti beeswax, susu, dan madu. Dalam kasus kosmetik vegetarian ini, kita masih bisa memilah-milah produk yang aman dan halal kandungannya dengan mencermati ingredients produknya.

Nah.. terkait keamanan ini, sebelumnya juga sudah banyak blogger-blogger muslimah lain yang membahas tentang ini ya. 

Beberapa dari kalian pasti bakal nanya, “gimana caranya nge-cek produk kosmetik itu vegan atau vegetarian atau cruelty free ?”.

Caranya, kita bisa cari informasi lewat website resminya, karena biasanya tertulis jelas claim dan licence-nya disana. Kemudian seperti yang aku bilang tadi, lihat dengan seksama ingredients produk, sebenernya agak ribet ya kalo harus diliat satu-satu karena pasti bakal banyak istilah-istilah kimia yang kita nggak ngerti tapi kita harus tetap kepo cari tau. Kalo ada istilah yang agak mencurigakan atau masih kurang jelas, kita bisa langsung tanya dengan ngirimin email ke perusahaan kosmetik tersebut (customer care-nya). Mereka akan ngasih tau secara jelas dan rinci di balasan emailnya nanti. Kayak beberapa teman di forum femaledaily.com yang nge-email langsung customer care beberapa brand kosmetik korea karena masih ragu dengan ingredients-nya. Semuanya dijelasin secara lengkap (temen-temen tersebut bahkan me-screenshot balasan email-nya dan di-post di forum femaledaily.com). Brand-brand tersebut akan sangat jujur dalam memberikan keterangan dan ingredients produk. Mulai dari produk-produk yang aman dari zat-zat hewani sampai beberapa varian produk yang memang terbukti mengandung glycerine dari babi, atau bahan-bahan lain dari hewan yang dilarang syariat islam. Seperti brand Innisfree, sudah ‘free animal-originated-ingredients’, tapi... ada 5 produk yang mereka dengan jujur bilang, bahwa produk tersebut mengandung bahan yang berasal dari hewan. Mau tau apa ? Check out di postingan aku selanjutnya ya. Hehe. Insyaa Allah hanya 5 produk  tersebut, selebihnya… Aman. Nah… produk-produk Innisfree yang lain tersebut memang sampai saat ini belum mendapat sertifikasi halal dari MUI ya, tapi beberapa produk sudah mendapatkan sertifikasi halal dari Malaysia (Yeyyyy…. ! akan aku bahas di postingan selanjutnya  juga nih…)

Ada beberapa kemungkinan, bisa jadi sedang dalam proses (ehehe..) atau memang karena perusahaan tersebut tidak terlalu concern pada hal itu (namanya juga kosmetik luar ya, muslim di tempat produksinya masih minoritas, jadi mereka nggak terlalu menghiraukan itu).

Sampai disini, pasti ada beberapa dari kalian yang masih mikir, “kenapa masih mau ribet-ribet cari tau tentang kehalalan kosmetik luar sih ? Padahal di Indonesia kan udah ada kosmetik dengan label halal.”

Nah.. aku paham banget untuk statement itu. Tapi kalo dari aku pribadi, pertama yang harus kita tau dan perhatikan, Indonesia hanyalah sebagian kecil dari belahan dunia ini. Indonesia udah enak, semua-semua udah ada label halal (umumnya lebih mudah dicari). Tapi bukan berarti kita nggak boleh nyari tau apakah yang tidak berlabel halal MUI tersebut sepenuhnya diharamkan atau seperti apa kan ? Ini bisa jadi pengetahuan penting bagi kita ya, seandainya kita (mungkin) kedepannya akan berpergian ke luar negeri, entah itu hanya untuk vacation, atau malah mungkin akan tinggal disana untuk waktu yang cukup lama (misal sekolah atau kerja dan lain-lain). Ini bakal sangat bermanfaat juga loh… kalo pun bukan kita, mungkin teman kita atau saudara kita. Bisa aja kan ? Intinya untuk ilmu, nggak akan ada yang sia-sia J

FYI, banyak juga produk-produk di Indonesia yang memang tidak ada label halalnya, tapi sudah tersertifikasi halal MUI ya. Bisa cek disini :)

Terus kedua, pernah nggak sih ngebayangin saudara-saudara kita sesama muslim kita di Benua Amerika, Eropa, Afrika, Australia dll, yang emang asli orang sana, gimana cara mereka nyari kosmetik yang halal ? terutama skincare. Kek yang aku bilang tadi, di luar negeri kan agak susah  nemuin barang berlabel halal apalagi untuk kosmetik. Perusahaan disana nggak terlalu concern  dengan ada atau nggaknya label halal karena muslim memang minoritas disana. Saudara-saudara kita disana nggak akan nemuin wardah atau zoya atau mustika ratu atau brand-brand lain yang sudah berlabel halal berserakan kek di Indonesia. Maka dari itu, perlu adanya pengetahuan tentang ini. Kita termasuk beruntung ya tinggal di Indonesia, jadi nggak terlalu sulit. Alhamdulillah… J

Ketiga, kalo dari aku pribadi yang emang hobby skincare, suka banget gonta-ganti dan nyobain produk-produk baru baik dari brand lokal ataupun luar, pengetahuan ini penting banget. Kek yang aku bilang tadi, karena sejujurnya nggak semua brand lokal itu cocok di kulitku. Meskipun ketidakcocokan itu nggak sampe buat kulitku iritasi yang parah, tapi tetap aja kerasa reaksinya di kulitku. Itulah kenapa kadang masih suka nyari-nyari sampe ketemu yang cocok, gitu loh…  hehe

Nah… selain ketakutan adanya lemak babi di produk skincare, pasti dari kalian banyak yang sanksi juga dengan kandungan alkohol di kosmetik. Well, untuk produk yang mengandung alkohol, diperbolehkan asal alkohol yang digunakan pada produk tersebut bukan berasal dari industri khamr J Cek fatwa MUI tentang alkohol di kosmetik dengan klik disini.

Jadi begitu ya gengs, intinya sih lebih cermat aja. Tapi… kalo kalian bener-bener ragu sama produknya sebaiknya tinggalkan, tapi kalo udah baca-baca beberapa petunjuk di atas tadi, dan udah benar-benar memastikan sendiri, dan… kamunya merasa yakin produk itu aman dipakai. Ya silahkan, ini kembali lagi di diri kita masing-masing ya...

Banyak juga muslimah yang pake dan buat review tentang kosmetik import ya, terutama produk skincare. Salah satunya kalian bisa cek di instagram.com/kinans.review. Itu adalah second account dari mbak Kinanti Setiawan, beliau juga skincare addict loh. :D Selain itu bisa juga gabung di forum.femaledaily.com untuk ketemu sama temen-temen lain dari seuruh Indonesia yang juga hobby ngomomgin skincare :D

Untuk postingan berikutnya aku bakal me-review produk skincare yang pernah aku cobain nih. Baik dari segi kualitasnya dan reaksinya di kulitku, juga segi kehalalan-nya. Sekali lagi aku hanyalah manusia biasa yang punya khilaf dan salah, jadi jangan ragu-ragu buat komen kalo ada pendapat lain ya... Kita bisa sekalian sharing ilmu :) 

See you on the next post ! :D

Salam Skincare !
Lisa <3





Anti Pura-pura Club

14.19


Assalamu’alaikum…
Hai temen-temen sekalian, apa kabar puasanya hari ini ? Semoga kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, dari godaan setan yang terkutuk, yang sibuk ngerayu-rayu buat batalin puasa atau yang sibuk bergelayutan di bulu mata, biar kitanya tidurrr seharian, trus jadi mager, bahkan sampe nggak sholat. Naudzubillah…

Nggak terasa banget ini udah puasa hari ke-14. Sebenernya aku ingin dan sangat ingin sekali menyapa penduduk blog dari hari pertama puasa kemaren, tapi apalah daya jadwal pemotretan padat, jadi aku belum sempet. Nggak ding becanda doang gua sis haha.. Yang benernya itu, akunya belom bisa bagi waktu dengan baik, ditambah ada beberapa hal yang buat aku jadi hactic, ya alhasil… belom sempatlah aku menulis di blog.

Hari ini aku pengen banget bahas satu tema, yang dari dulu sampe sekarang orang-orang masih suka banget ngomong dengan menyelipkan kata-kata ini. For example :

“Jangan lupa makan ya, pura-pura bahagia itu butuh energi loh…”

Yes, pura-pura bahagia.

Apakah kamu termasuk golongan orang yang suka nulis hashtag #purapurabahagia atau #purapurastrong atau bisa juga #purapuratangguh. Well, I never hate people who had been doing that, but a big question in my head for them  is Are you guys Okay ? Did something happen to you ?
Kalo kalian jadi aku, apa kalian bakal mikir hal yang sama ?

Menurut KBBI, kata pura-pura itu berarti ‘tidak sesungguhnya’. Ya kalo kita bilang, pura-pura bahagia, berarti sebenernya kita nggak bahagia dong, kita cuma pura-pura aja terlihat bahagia. Sama kayak kita yang bilang, pura-pura strong, berarti sebenernya kita juga nggak strong, tapi cuma pura-pura aja terlihat strong.

Teman-temanku yang budiman, sebenernya buat apa sih kita harus pakai kata pura-pura ? Ditambah lagi kita tulis itu di sosial media kita pribadi, buat apa ? Biar orang-orang tau, bahwasannya kita hanya pura-pura, dan sebenernya kita rapuh di dalam. Kalau alasannya adalah hanya untuk menghibur diri dan gak serius, menurut aku pribadi, itu gak worth it. Kenapa ? Karena hal itu bisa ngaruh sama psikologi kita dan pikiran orang-orang lain yang ngeliat atau ngebaca itu. 

Pertama, mungkin ini keliatannya sederhana, misalnya sering pakai kata pura-pura dalam berbagai hal. Bakal ter-mindset di otak kita, bahwa apa yang kita share ke orang lain itu bukan diri kita sendiri, tapi diri kita yang pura-pura. Lah… semuanya jadi dipura-purain, entar kalo sakit, kita malah dibilang pura-pura juga kan berabe… :”(  

Kedua, kita yang sudah terlanjur suka sama kata pura-pura, bakal nggak sadar kalo ternyata pura-pura ini sudah merepsentasikan diri kita yang sebaliknya. Misalnya pura-pura bahagia, berarti sebaliknya kita ini cenderung nggak bahagia. Kita berdiri di balik benteng pura-pura, kita yang sebenernya lagi sedih atau malah lagi rapuh-rapuhnya cenderung memilih bersembunyi. 

Ketiga, kita yang sudah terlanjur atau terbiasa mengkampanyekan pura-pura bahagia tadi, juga bakal secara langsung dicerca dengan kalimat-kalimat, “Semangat…” atau “Kamu kenapa ? Semangat ya…”. Kita pasti bakal dapet kalimat-kalimat kayak gitu, karena orang-orang tadi juga udah terlanjur mikir kita ini hanya pura-pura bahagia, kita butuh semangat dan disemangatin atau malah ada yang mikir, ada yang nggak beres dengan diri kita. Mungkin sebagian dari kalian ada yang mikir lebay, but who knows ? Kalo keseringan bisa jadi sampe kek gitu loh, atau bisa jadi ada orang yang mikir kalo hidup kita lagi banyak masalah, sampe mumet banget, sampe buat bahagia aja harus pura-pura. Itu semua bisa terjadi :”(

Nah.. kita yang punya kebiasaan begini, coba deh kita telaah lagi, sebenernya buat apa sih kita berpura-pura ? Supaya apa ? Supaya disemangatin ? atau supaya orang-orang melihat kita cukup kuat dan bahagia ? Well, kata pura-pura itu udah merepresentasikan diri kita yang, “sebenernya nggak” guys. Sebenernya nggak bahagia. Kalo untuk disemangatin atau hanya untuk menyemangati diri, ada banyak cara selain berpura-pura ya guys. Jangan sampe kata pura-pura berhasil ngebunuh hati dan pikiran kita, sampe-sampe apapun yang kita lakuin, atau bagaimanapun kondisi kita, landasannya adalah berpura-pura. Kan sedih… :”(

Be our self.

Manusia itu memang lemah, karena yang Maha Kuat itu hanya Allah SWT. Sah-sah aja, kalo kita bisa sedih, nangis, kecewa, bahkan marah sekalipun. That’s okay, it’s human being. Semua dari kita diperbolehkan untuk itu, asalkan satu, “Nggak berlebihan” J

Kita juga butuh mengeluarkan apa yang ada dalam hati kita supaya nggak stress. Entah itu kesedihan, kekecewaan, ataupun kemarahan, boleh-boleh aja dikeluarkan, asalkan tadi, nggak berlebihan. But by the way, jangan marah-marah, atau nangis-nangis di sosial media ya, ntar malah orang jadinya salah fokus :”D wkwkwkwk

Ada banyak cara untuk melampiaskan semua itu, mungkin salah satunya adalah sharing sama orang terdekat, minta pendapatnya, atau hang out bareng temen-temen dekat sembari melepas penat atau ngedengerin ceramah ustadz dan ustadzah di youtube, dan hal-hal positif lainnya. Kan itu bentuk pelampiasan yang positif dan terapi yang baik buat diri kita sendiri. Terapi yang bisa menguatkan dan menyatukan puing-puing hati yang udah keburu pecah tadi. Hal-hal positif ini yang bisa ngebangun diri kita, dan secara nggak langsung buat kita jadi happy lagi. Pastinya menghindarkan diri kita dari penyakit pura-pura. J

Kan bahaya, kalo kita udah nggak bisa bedain, sebenernya sekarang kita ini bahagia beneran atau cuma pura-pura aja ? Atau sebenernya kita ini butuh bantuan orang lain atau ngerasa bisa nyelesain semuanya sendiri.  Bahaya ya kannn…..

Nggak ada yang perlu dipura-purakan, Bahagia, ya bahagia aja. Sedih, ya sedih aja. Marah, ya marah aja. But once more I said, “jangan berlebihan dan tetaplah pada jalurnya”. Nggak ada untungnya juga kita berpura-pura, entar saking seringnya pura-pura, orang-orang di sekitar nggak tau lagi kalo kita sebenernya lagi sedih banget atau malah lagi butuh bantuan banget. Kan berabe…. :"(

Apa yang buat kita harus berpura-pura ? toh.. hati ini Allah yang kasih. Sifat kita yang perasa, atau malah mungkin ada yang sensitive banget, it’s okay, asal itu tadi diinget, “jangan berlebihan dan tetaplah pada jalurnya”. Kita yang mengarahkan diri kita mau kemana. Perbanyak bersyukur, insyaa Allah kita bakal terhindar dari penyakit pura-pura ini. Satu lagi, manusia itu makhluk sosial. Jangan terus-terusan mikir kalo kita bisa ngerjain segala sesuatunya sendiri. Kita ini tetap butuh orang lain, walaupun hanya sebagai tempat kita bercerita. Sebelum itu, pastinya kita punya Allah SWT yang selalu siap 24 jam buat dengerin kita. Dan di hadapan Allah juga jangan pura-pura ya, ntar Allah nggak mau bantu :”)  Kalo kurang nyaman atau ngerasa nggak ada orang yang bisa bantu dan nyelesain masalah kita, kan Allah selalu ada. Setelah curhat sama Allah dan serahin semuanya hanya ke Allah, pasti kita bakal jadi lega dan nggak akan pura-pura lagi. Karena hatinya udah plonggg…. :”D

Jadi begitu ya saudara-saudara, semoga tulisan ini bisa jadi reminder buat aku pribadi dan buat kalian semua yang baca.

Maaf kalo ada kata-kata yang salah ya. Inget, jangan pura-pura lagi :)
Stay Gold, teman J

Opini

Kartini Millenial : Bukan Hanya Publisitas, tapi Kesadaran Peran

15.46

Assalamu'alaikum.....
Hai semua !
Kalo kemarin aku menceritakan kegalauan tentang 'mau ngapain setelah wisuda', maka pada postingan kali ini aku mau bahas tentang Kartini's Day.  
Bulan April ini keknya emang jadi bulannya 'perempuan indonesia'. Well, tanggal 21 April kemarin kita baru aja memperingati Hari Kartini, seorang tokoh pahlawan perempuan Indonesia yang cukup terkenal dan berpengaruh. Perjuangan kartini yang elegan dengan basis politik dan diplomasi pada masa kolonial, berhasil membuat perempuan-perempuan Indonesia pada masa itu mendapatkan haknya, hak untuk bersekolah, mengenyam pendidikan setara dengan laki-laki dan lain-lain. 
Tanpa mengurasi rasa cinta kasih kita pada pahlawan perempuan Indonesia lainnya, yang juga dengan tenaga, harta dan pikirannya memperjuangkan hak perempuan dan bangsa Indonesia. Sosok seperti Tjut Nyak Dien, Dewi Sartika, Keumala Hayati, Tjut Meutia, Nyai Ahmad Dahlan dll yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, atau bahkan tak sempat tercatat oleh sejarah. Semoga Allah senantiasa memberikan tempat terbaik bagi para pahlawan yang telah mendahului kita. Aamiin... :)



Well, dulu ibu Kartini berjuang menegakkan emansipasi wanita karena memang pada zaman kolonial dulu, akses perempuan untuk berkembang itu terbatas. Kalo kita bandingkan dengan zaman sekarang, tentunya sangat jauh berbeda ya gengs. Berkat usaha para pahlawan Indonesia terdahulu, perempuan Indonesia bisa berkembang lebih baik saat ini. Lihat aja sekarang, ada camat, bupati, walikota, anggota legislatif, menteri, bahkan Indonesia sempat dipimpin oleh presiden perempuan. Hal-hal tersebut merupakan bagian dari efek emansipasi wanita yang pernah diperjuangkan sebelumnya oleh para pahlawan kita. 

Nah.. terus gimana perempuan Indonesia saat ini ?
Apakah kita sudah benar-benar menghargai hak-hak yang diperjuangkan oleh ibu Kartini dan kawan-kawannya dulu ?
Apakah kita sudah benar-benar menerapkan 'emansipasi wanita' yang digaung-gaungkan itu ? 

Kalo dilihat dari potret perempuan Indonesia pada umumnya saat ini, banyak yang sudah memaknai emansipasi dengan baik, tapi banyak juga yang belum. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata emansipasi  berarti pembebasan dari perbudakan. Ya.. terbebas dari 'perbudakan'. Pasti kalian banyak yang mikir, "ya sekarang kan udah bukan zaman rodi atau romusha lagi, udah gak ada yang namanya perbudakan", atau... "sekarang mah perempuan Indonesia udah bebas merdeka, udah gak kek dulu".
Ya ya ya... mungkin sekarang kita udah lepas dari perbudakan kek zaman kolonial dulu, tapi hal itu nggak lantas buat kita terlepas dari perbudakan yang lainnya, apalagi di zaman yang penuh dengan teknologi dan terang benderang kek gini.

Kita hidup di era 2000-an, yang beberapa orang menyebutnya dengan era 'millenium', tapi sayangnya sekarang kita udah nggak ketemu sama 'Panji si Manusia Millenium' (ya.. kaleee... -__- hehe). Maka dari itu, kita juga sering disebut-sebut sebagai para generasi millennial. Yang lebih suka baca via internet, bukannya koran. Yang lebih seruan chatting via social media , ketimbang ketemu langsung. Yang hobby berkomentar di akun social media orang lain. Yang lebih bangga mendapat banyak likers dan followers karena gaya hidup yang mewah ala konglomerat, ketimbang melakukan hal positif dan bermanfaat orang lain (or do nothing for people around them). Well, inilah KITA.. Kita para millennials yang hidup di era millennium. Ya.. walaupun gak semua dari kita terpengaruh sama yang namanya gadget, tapi sedikit banyak gadget sudah mempengaruhi hidup kita (lah... bingung gak lu ? -__- hehe)

Percaya nggak percaya, teknologi udah approach kita sampe segitunya loh guys, sampe-sampe kadang kita nggak sadar kalo kita udah jadi budak teknologi, budaknya gadget. Ini parah guys ! Seriously parah !
Gadget yang bernyawa aja sedang udah bisa ngatur kita, gimana ke tahun-tahun berikutnya nanti ? :'(
Sekarang gak perlu lagi ada rodi sama romusha, lah gadget aja udah cukup buat kita lupa sama waktu, lupa sama tugas, lupa sama orangtua, bahkan lupa sama diri kita sendiri sebagai manusia. Ya... walaupun gak semua orang kena dampak negatif dari perbudakan gadget, tapi banyak juga saudara-saudara kita diluar sana yang hidupnya rusak gegara gadget. Ya... Alhamdulillah kalo masih ada yang bisa memanfaatkan gadget untuk hal yang positif, tapi tetep aja masih banyak juga yang gunain gadget untuk hal-hal yang negatif. Ya Allah semoga kita semua masuk di golongan yang pertama ya guys... :')

Karena aku lagi ngomongin kartini's day, dan kebetulan juga aku seorang perempuan, maka postinganku juga akan ngebahas tentang perempuan ya. Perempuan-perempuan millennial atau kita sebut aja Kartini millennial.
Sebenernya udah seberapa jauh sih kita menghargai diri kita sendiri sebagai seorang perempuan ?
Seperti yang aku bilang di atas, sadar gak sih kalo kita sekarang terkadang lebih mementingkan publisitas. Yang penting nge-top, yang penting banyak followers, yang penting a, yang penting b, gak tau dah apa yang kita kerjain itu sebenernya positif atau negatif. Ini yang kadang kita kelupaan guys, Ibu kartini dan pahlawan perempuan Indonesia lainnya itu memperjuangkan emansipasi adalah untuk membuat kita supaya bisa berkarya dan bermanfaat lebih banyak lagi. Well.., publisitas itu baik, tapi untuk hal-hal yang positif ya guys. Sadar gak sih kalo dalam hidup kita ini juga ada hak orang lain ? Orang lain berhak menerima manfaat dari kita loh...

Selain itu, kita juga kelupaan memanfaatkan peran kita sebagai seorang perempuan. Kalo kita adalah seorang pelajar perempuan, maka belajarlah dengan baik, bahagiakan dan banggakan orang tuamu dengan prestasi. Kalo kita adalah seorang guru, maka ajarkanlah anak-anak didik kita dengan penuh keikhlasan, ajarkan mereka berpakaian yang rapi, ajarkan mereka mengenal kodratnya sebagai seorang hamba Allah. Kalo kita adalah seorang istri, maka pastikan apapun yang kita berikan untuk keluarga kita adalah yang terbaik. Kalo kita adalah perempuan yang dikaruniai harta yang berlebih dari Allah, maka sedekahkan sebagiannya. Kalo kita adalah perempuan biasa yang masih merasa hidupnya pas-pasan, maka bersedekahlah dengan memberikan senyuman untuk orang disekitar. Kalo kita adalah seorang perempuan, alumni perguruan tinggi ataupun SMA biasa yang memiliki tetangga yang belum mampu membiayai anak-anaknya bersekolah, maka bantu mereka dengan membagikan sedikit ilmu yang pernah kita kecap. Dan masih banyak "kalo-kalo' lainnya lagi guys :')

Kita ini generasi millennial bukan generasi milea. Milea mah digombalin dikit, langsung berbunga-bunga, hatinya udah kek taman bunga (*ps : Maaf untuk para penggemar Dilan dan Milea :D). Perempuan itu harusnya kuat dengan realitas hidup yang ada. Kartini Millenial itu seharusnya mampu memanfaatkan gadget dengan baik dan untuk hal-hal yang bermanfaat aja hehe .
Pernah denger gak sih, "Wanita itu tiang Negara", kalo tiangnya aja udah rusak, gimana dengan negaranya coba. Gimana dengan Indonesia ? :'(
Well.. selagi kita masih punya kesempatan, yok.. berbuat lebih banyak. Kita harus inget sama peran kita sebagai seorang perempuan. Tentunya masing-masing dari kita punya peran yang beda-beda, entah itu peran kecil atau peran besar, maksimalkan yokkk... :)

Mungkin cukup itu postingan dari aku bahas tentang kartini millennial, semoga bermanfaat ya..
Kalo ada kata-kata yang salah ataupun menyinggung aku mohon maaf yang sebesar-besarnya ya, semoga ini bisa jadi bahan renungan dan pengingat buat kita semua..
Yang jelas, para pahlawan kita terdahulu udah banyak ngorbanin waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan darah mereka guys, supaya kita bisa hidup bahagia kek sekarang. Jadi, menghargai jasa mereka dengan jadi kartini millennial juga bias jadi salah satu cara menghargai jasa-jasa mereka. Terlebih lagi merawat Indonesia dengan lebih baik. C U.... #lotsoflove

Wassalamu'alaikum..

Stay Happy !
 Lisa











Opini

Mau ngapain setelah wisuda ?

11.26

Assalamu'alaikum..
By the way, ini adalah postingan yang sebenernya nggak terlalu penting-penting amat. wkwk
Nggak ding, ini penting menurut aku. hehe

Pertama, aku ingin menyapa para pembaca dimanapun kalian berada, yang aku yakin mampir kesini karena nyasar gegara judul besar blog ku ada kata-kata 'journal'-nya, atau mungkin juga karena iseng-iseng yang nggak berhadiah.

Kedua, kalo kalian termasuk dalam golongan orang-orang yang baru pertama kali mampir kesini, aku ucapkan thank you udah mau mampir dan selamat datang. Kalo kalian termasuk dalam golongan orang-orang yang pernah mampir atau mungkin pembaca setia (nggak mungkin setia, karena aku sendiri juga jaraaannnggg banget nge-post), aku mau ngucapin selamat datang kembali...

Ok..
Kali ini, aku punya kabar !
Yak, setelah 10 semester ada di kampus, akhirnya aku berhasil juga meraih gelar sarjana pertanian. Perjuangan super panjang, penuh lika-liku, mengharu-biru, luar biasa, bisa terlewati. Exactly, I am super duper happy. Alhamdulillah Allah bless me.. :) Btw, Terima kasih untuk semua orang yang sudah dukung dan turut ngebantu aku selama kuliah di Universitas Sriwijaya. Akhirnya aku lulusss juga hehe :D




Terus pertanyaannya adalah..
Mau ngapain setelah wisuda ? #thinkhard

Ini bakal jadi salah satu kegamangan orang-orang setelah sumringah di hari wisudanya.
Mau ngapain ya abis ini ?
Mau kerja dimana ya ?
Mau kerja sesuai bidang keilmuan atau sesuai hobby aja ya ?
Yap ! ini juga jadi kebimbangan berat bagi aku sampai hari ini. Aku adalah seorang sarjana pertanian, majornya di Agroekoteknologi, Ilmu Tanah. Jujur aja, untuk dapat pekerjaan di perusahaan yang sesuai dengan majorku ini cukup sulit. Kenapa ? karena rata-rata perusahaan meng-hire laki-laki, perempuan mahh jaraanggg banget. Ada sih beberapa, tapi nggak banyak.

Well... ini masih jadi bahan berpikir buat aku. Disatu sisi, aku ingin banget mengaplikasikan ilmu yang udah aku dapet di bangku kuliah dengan bekerja sesuai major atau jurusanku. Tapi, di sisi lain aku juga punya keinginan buat explore diri. Aku pengen gali lebih dalam lagi bakat-bakat yang ada dalam diri. Contohnya, aku hobby ngelukis, desain, dll, aku pengen banget mendalami itu semua. Bahkan bekerja di bidang itu atau malah menciptakan lapangan kerja dari sana. Siapa yang nggak suka sama hobby yang dibayar ? ^^

"Mau S2 atau nikah dulu ?"
Hmm... sebenernya ini bukan pilihan menurutku pribadi. Well, karna aku bukan orang yang ambisius, cenderung ngalir aja kek air tapi juga gak sederas air terjun, aku lebih suka ngejawabnya dengan, "Mana yang dikasih sama Allah SWT lebih dulu aja.. Kalo ada kesempatan buat S2 hayukk, kalo jodoh yang datang duluan juga hayukkk..". Intinya kalo dari aku mah, jangan pernah berhenti ikhtiar dan memperbaiki diri. Memperbaiki diri disini lebih general loh gengs, bukan memperbaiki diri gegara mau dapet jodoh yang baik aja. Lebih dari itu. Memperbaiki diri biar Allah SWT makin sayang sama kita. Disayang Allah kan kita bisa dapet semuanya, kalo disayang sama manusia paling cuma dapet puisi atau bunga atau kalo nggak cokelat :P
Intinya menomorsatukan Allah ketimbang yang lainnya, tapi Usaha dan DO'A nya tetep kenceng :)

Yahh.. inilah cerita aku setelah sekian lama nggak nge-post. Kalo kata Kajol sama Shah Rukh Khan, hidup ini emang Kabhi Kushi Kabhi Gham (yang nggak tau artinya cari sendiri :P). Dah, gitu aja .

Komen dibawah ya, kalo ada yang lagi galau juga :)
Thank U ^^

Wassalamu'alaikum...